Bukan Arthur Bonai tapi Si Wasit, PSSI Setuju Thomas Doll Ada yang Perlu Dihukum Berat Usai Darah Mengucur Kudela

By Najmul Ula, Rabu, 7 September 2022 | 17:35 WIB
Ondrej Kudela saat Persija Jakarta menang meyakinkan dengan skor 3-0 atas RANS Nusantara FC dalam laga pekan ke-5 Liga 1 2022-2023 di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (20/8/2022).

"Pemain Rans bernomor punggung 22 itu (Bonai) seharusnya dikeluarkan dari lapangan," tandasnya.

Wasit Faulur Rosy yang memimpin laga itu cuma memberi kartu kuning kepada Bonai, yang berarti si penyikut bisa melanjutkan pertandingan.

Bonai juga kemudian dapat bermain pada laga berikutnya kontra Arema FC, sehingga PSSI melakukan pembiaran atas aksi brutal bek 31 tahun itu.

Pada akhirnya, PSSI meninjau ulang insiden tersebut dalam pembinaan wasit pekan ke-5 hingga ke-8 Liga 1 2022/23.

Dalam rilis PSSI, wasit Faulur Rosy mendapatkan hukuman berat tak boleh memimpin laga selama delapan pekan.

"Wasit lalai menerapkan pasal 12, hanya memberikan kartu kuning yang semestinya kartu merah untuk pemain Rans yang sengaja menyikut pemain Persija," demikian laporan PSSI.

"Terjadi konfrontasi saat terjadi bola dari tendangan bebas sampai pemain tersebut mengeluarkan darah pada bagian mulut."

Faulur Rosy dengan demikian akan menjalani pembinaan selama delapan pekan, dan baru bisa ditugaskan pada pekan ke-15 mendatang.

Baca Juga: Soal Javier Roca, Manajemen Arema FC Keceplosan Ungkap Alasan Mengejutkan Sang Pelatih Dipecat Persik Kediri

Di sisi lain, Arthur Bonai sebagai "pelaku utama" tetap lolos dari hukuman apa pun.

Arthur Bonai terus dipercaya Rans, teranyar dalam lawatan ke Persib Bandung yang berakhir dengan kekalahan 1-2.

PSSI dapat memperkenalkan panel tiga orang yang akan meninjau momen yang terlewatkan oleh wasit di lapangan, sehingga pelanggaran serius seperti yang dilakukan Bonai dapat dihukum.

Panel tiga orang (terdiri dari eks wasit, eks pelatih, dan eks pemain) pasca pertandingan untuk menghukum pemain yang luput dihukum wasit sudah diterapkan di Premier League sebelum era VAR.

Baca Juga: Skill Defensif Pratama Arhan Dikritik di Liga Jepang, Teco Indikasikan Ricky Fajrin Pantas Jadi Bek Kiri Timnas Indonesia