Suasana Mencekam di Ruang Ganti Arema FC saat Tragedi Kanjuruhan, Abel Camara: Ada 7 atau 8 Orang Meninggal di Depan Kami

By Unggul Tan Ngasorake, Senin, 3 Oktober 2022 | 10:43 WIB
Kericuhan dan kerusuhan mewarnai pertandingan pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC dan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Sabtu (1/10/2022)

Pemain berusia 32 tahun itu menyebut mulai terdengar suara tembakan.

"Sejak saat itu, kami mulai mendengar suara tembakan dan dorongan," ujarnya.

Langkah polisi untuk membubarkan massa dengan menggunakan gas air mata rupanya malah membuat kepanikan.

Suasana di dalam stadion semakin semrawut usai tembakan gas air mata tersebut.

Baca Juga: Kabar Gembira di Tengah Tragedi Dalam Negeri, Timnas Indonesia Lolos ke Perempat Final Piala Asia Futsal 2022

Abel Camara mengatakan banyak korban gas air mata yang mendapat perawatan di ruang ganti Arema FC.

"Kami memiliki orang-orang di dalam ruang ganti yang terkena gas air mata," ungkap Abel Camara.

Pemain asal Guinea-Bissau itu menyebut ada tujuh hingga delapan orang yang meninggal dunia di ruang ganti.

"Mereka meninggal dunia tepat di depan kami," tutur Abel Camara.

"Kami melihat sekitar tujuh atau delapan orang meninggal dunia di ruang ganti," sambungnya.

Para pemain Arema FC sendiri terjebak di dalam stadion selama empat jam.

Setelah situasi mulai kondusif, Evan Dimas dkk baru bisa keluar stadion.

"Kami harus tinggal di sana selama empat jam sebelum mereka berhasil mendorong semua orang menjauh," kata Abel.

"Ketika kami pergi dan situasi lebih tenang, ada darah, sepatu kets, dan pakaian di seluruh aula stadion."

"Kami meninggalkan stadion dengan bus, ada mobil sipil dan polisi terbakar. Namun, perjalanan kami hingga ke training centre berjalan mulus," pungkasnya.

Baca Juga: Korban Jiwa Terus Bertambah, Tragedi Kanjuruhan Dekati Catatan Kelam Pertandingan Sepak Bola Paling Mematikan