"Saya berharap bisa bermain melawan Dewa, walau saya juga mau main lawan Bhayangkara. Saya tidak mau melewatkan satu game pun saat Persib berjuang di sisa pertandingan musim ini."
"Persib menghadapi pertandingan krusial, tapi situasi dan jadwal timnas juga, saya berharap klub dan PSSI bisa mendapatkan solusi yang terbaik," tegasnya.
Jarak pertandingan paling ekstrem bagi Klok jika merealisasikan ambisnya itu adalah, 24 jam!
Laga Persib kontra Bhayangkara FC bakal digelar pada Jumat (24/3) pukul 20.30 WIB, untuk kemudian ia bakal langsung membela timnas Indonesia keesokan harinya.
Yang mengkhawatirkan, situasi Klok tersebut lebih "beruntung" dibanding sejumlah klub lain yang praktis bentrok dengan jadwal tim Garuda.
Sebagai contoh, Persebaya bakal bertanding pada Sabtu (25/3) atau pada hari yang sama dengan leg pertama Indonesia vs Burundi.
Tidak mungkin Rizky Ridho membelah diri, sehingga sang bek tengah harus memilih antara timnas atau Persebaya pada hari itu.
Kondisi lebih parah terjadi pada Selasa (28/3), saat Persija Jakarta bertamu ke Persita pada waktu yang sama dengan leg kedua Indonesia vs Burundi.
Baca Juga: Kebijakan Tumben PSSI, Lawan Tanding FIFA Matchday Bulan Juni Sudah Diumumkan Sejak Jauh Hari
Terdapat enam pemain Persija yang tak mungkin membelah diri, sehingga enam pemain itu harus memilih membela klub atau tim nasional.
Padahal, jeda internasional seharusnya dikhususkan untuk agenda tim nasional, dan semestinya tak ada agenda klub selama dua pekan tersebut.
Kondisi di atas tercipta akibat kekeraskepalaan PT LIB (dan PSSI) untuk mengakhiri kompetisi pada 16 Maret.
Hari terakhir kompetisi yang dipatok pada 16 Maret membuat Liga 1 tak mempunyai ruang waktu lagi untuk menggelar pertandingan tunda.
Konon, PSSI diminta menutup perhelatan apa pun satu bulan sebelum Piala Dunia U-20 2023, sehingga Liga 1 terpaksa diakhiri lebih cepat.
Seperti diutarakan Marc Klok, PSSI kini harus menemukan solusi atas bentrok jadwal yang merugikan klub dan pemain itu.