Pandemi Covid-19 Juga Buat Pengelola Stadion Maguwoharjo Merugi

Mukhammad Najmul Ula - Kamis, 2 April 2020 | 19:32 WIB
Stadion Maguwoharjo
agustriyanto
Stadion Maguwoharjo

BOLANAS - Pengelola Stadion Maguwoharjo menjadi salah satu dari banyak pihak yang dirugikan akibat pandemi virus corona.

Stadion Maguwoharjo kini kosong melompong lantaran lama tak digunakan akibat persebaran pandemi virus corona.

Pandemi Covid-19 memang dianggap telah merusak sendi-sendi ekonomi masyarakat, termasuk industri sepak bola Indonesia.

Para pemain terpaksa menerima pemotongan gaji lantaran klub-klub tak bisa menggelar pertandingan setelah kompetisi dihentikan.

Bagi pengelola stadion, hal tersebut berarti kehilangan pemasukan sewa stadion, baik dari klub penyewa maupun pihak lain.

Pengelola Stadion Maguwoharjo misalnya, yang mengklaim merugi ratusan juta rupiah akibat penundaan banyak event selama masa darurat bencana pandemi Covid-19.

Hanya dari penggunaan laga kandang untuk PSS Sleman, yang berjumlah paling tidak 17 pertandingan, pengelola jelas merugi ratusan juta.

Harga yang dipatok Unit Pelaksana Teknis (UPT) Stadion Maguwoharjo kepada manajemen PSS Sleman berkisar di angka Rp 10 juta.

Baca Juga: PT LIB Apresiasi Kelompok Suporter yang Lakukan Kegiatan Sosial

"Khusus sepak bola, kami menunggu jadwal dari PT Liga Indonesia Baru, (mengenai) kapan kompetisi mau digelar lagi. Tapi ya dari sepak bola ini pemasukan kami banyak yang tak terpenuhi," ucap kepala UPT Stadion Maguwoharjo, Sumadi.

Selain itu, berbagai event non-sepak bola seperti perayaan ulang tahun produsen mobil, konser musik, hingga manasik haji juga telah dibatalkan.

"Peluang PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang hilang saya hitung lebih dari Rp100 juta," ujar Sumadi, seperti dikutip Bolanas dari Tribun Jogja.

Saat ini, pihak UPT Stadion Maguwoharjo hanya berfokus pada perawatan lingkungan stadion, termasuk rumput dan perbaikan tribun.

"Kami rutin menyemprot cairan disinfektan, juga memasang tempat cuci tangan dan hand sanitizer di beberapa lokasi di stadion, termasuk mengecek suhu tubuh setiap pegawai," pungkasnya.

Baca Juga: Statistik Permainan Pemain dengan Nilai Pasar Termahal Shopee Liga 1

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Bhayangkara FC menyerahkan proses hukum yang harus dijalani Saddil Ramdani kepada Polres Kendari. Saddil Ramdani sebelumnya diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap salah satu pemuda di Kendari, Sulawesi Tenggara. "Kami menyerahkan proses hukum kepada Polres Kendari," kata manajer Bhayangkara FC, I Nyoman Yogi Hermawan. Bhayangkara FC tengah mencari informasi lebih dalam terkait permasalahan hukum yang menimpa pemain timnas Indonesia tersebut. Salah satu info yang didapat, masalah tersebut terjadi di antara keluarga besar Saddil Ramdani. Eks pemain Persela Lamongan itu saat ini sedang dibayangi sanksi dari Bhayangkara FC. Menurut pasal 12 poin 2.A dalam kontrak pemain Bhayangkara FC, kontrak Saddil Ramdani bersama tim milik Kepolisian Republik Indonesia itu bisa berakhir jika ia terjerat hukum pidana. "Kami tunggu proses penyelidikan pihak berwajib. Setelah itu kami akan membahasnya dalam rapat manajemen," ucap pria berpangkat AKBP tersebut. Selengkapnya bisa lihat di website BolaSport.com #BhayangkaraFC #TheGuardian #SaddilRamdani #ShopeeLiga12020 #Gridnetwork

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on


Editor : Nungki Nugroho
Sumber : TribunJogja.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.