Pernah ke Myanmar, Bek Senior PSM Ungkap Suka Duka Jadi Pesepakbola

Mukhammad Najmul Ula - Minggu, 5 April 2020 | 19:09 WIB
Bek PSM Makassar, Dedy Gusmawan, ketika laga AFC yang mempertemukan timnya dengan Kaya Futbol Club–Iloilo di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Selatan (10/3/2020)
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Bek PSM Makassar, Dedy Gusmawan, ketika laga AFC yang mempertemukan timnya dengan Kaya Futbol Club–Iloilo di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Selatan (10/3/2020)

BOLANAS - Bek senior PSM Makassar, Dedy Gusmawan, membagikan kisah positif dan negatif sebagai pemain sepak bola profesional.

Dedy Gusmawan terhitung sebagai bek berusia senja yang masih eksis di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

Bek tengah berusia 34 tahun tersebut telah memperkuat sejumlah klub mapan di Indonesia seperti PSPS Pekanbaru, Mitra Kukar, hingga Semen Padang.

Bahkan, lantaran kedekatannya dengan Stefan Hansson, Dedy Gusmawan juga sempat dibawa pelatih asal Swedia tersebut ke klub Myanmar, Zeyar Shwe Myay, pada 2015.

Pada musim ini, ia diikat oleh PSM Makassar yang akan menjalani dua kompetisi sekaligus yaitu Liga 1 2020 dan Piala AFC 2020.

Catatan penampilannya sebelum semua kompetisi pun lumayan, yakni tiga penampilan di ajang Piala AFC.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 ke Timnas: Agenda Dibatalkan dan Sulit Latihan

Sayangnya, pihak berkaitan telah menangguhkan kompetisi Piala AFC dan Liga 1 2020 akibat persebaran pandemi virus corona.

Dedy pun menyadari bahwa masa pandemi Covid-19 saat ini adalah ujian bagi pesepak bola mana pun.

"Kita tahu enaknya pemain sepak bola, hobi yang dibayar, tidur enak di hotel mewah, makan yang enak, pergi keliling Indonesia tanpa harus bayar pesawat," ucapnya seperti dikutip Bolanas dari Kompas.

"Nah, sisi negatifnya seperti saat ini, gaji telat, cedera, dan tantangan lainnya," tambahnya.

Apalagi, PSSI telah mempersilakan klub peserta Liga 1 2020 untuk hanya membayar 25 persen gaji pemain akibat ketiadaan pertandingan.

"Sebenarnya tidak ada yang mau dibayar 25 persen, gaji telat, cedera, tetapi itulah seni dari sisi lain sepak bola yang menurut saya tidak ada di profesi lain," kata Dedy memungkasi.

Baca Juga: Dua Bersaudara Persib Bandung Rukun Berlatih Sendiri di Rumah


Editor : Nungki Nugroho
Sumber : Kompas.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.