Kilas Balik Kuartet Polandia, Rombongan Pemain Asing Pertama Persib (Part 3)

Mukhammad Najmul Ula - Selasa, 7 April 2020 | 15:52 WIB
Unggahan Instastory eks Kiper Persib Bandung Mariusz Mucharski pada Kamis (2/4/2020)
INSTAGRAM.COM/MARIUSZMUCHARSKI70
Unggahan Instastory eks Kiper Persib Bandung Mariusz Mucharski pada Kamis (2/4/2020)

BOLANAS.COM - Mengalahkan juara bertahan Petrokimia Putra menjadi salah satu momen positif bagi rombongan pemain asing asal Polandia di Persib Bandung.

Persib Bandung tercatat mulai mempekerjakan legiun asing saat memboyong pelatih asal Polandia dan empat pemain dari negara yang sama pada awal musim Liga Indonesia 2003 (saat itu masih bernama Liga Bank Mandiri).

Kala itu, manajemen Persib Bandung menunjuk Marek Andrzej Sledzianowski dalam misi mengembalikan gelar juara kasta tertinggi yang terakhir kali diraih pada musim 1994/95.

Marek Sledzianowski membawa empat anak buah yang juga berasal dari negara yang sama, yaitu Mariusz Mucharski, Maciej Dolega, Piotr Orlinski, dan Pavel Bochian.

Manajemen dan suporter tentu berharap paket ekspatriat tersebut dapat menyamai torehan Marek Janota, pelatih yang juga berasal dari Polandia.

Marek Janota mampu melahirkan sejumlah pemain bintang dan mampu membawa Persib Bandung berbicara banyak di kompetisi Perserikatan di era 1980-an meski tak bisa menggondol gelar juara.

Meski begitu, perjalanan Mariusz Mucharski dkk nyatanya tak semulus yang dibayangkan.

Persib Bandung saat itu justru sangat sulit meraih kemenangan dan sempat terjerembab di posisi juru kunci.

Baca Juga: Begini Permulaan Kisah Asmara Alfath Fathier dan Ratu Rizky Nabila

Mariusz Mucharski, kini berusia 49 tahun, mengungkapkan suasana ruang ganti tim saat untuk pertama kalinya meraih kemenangan pada musim itu.

Bayangkan, tripoin perdana bagi Maung Bandung baru diperoleh pada pekan ke-13.

Momen tersebut terjadi di Stadion Siliwangi, 20 Maret 2003, yaitu saat Persib mengalahkan juara bertahan Petrokimia Putra.

"Tentu saja, kemenangan atas Petrokimia menjadi momen yang sangat tak terlupakan. Mereka adalah juara bertahan dan kami menang di Stadion Siliwiangi," tutur Mucharski, seperti dikutip Bolanas.com dari Kompas.com.

Ia menambahkan, suasana emosional di ruang ganti dan tribun stadion seteah M Yusuf dan Asep Dayat sungguh membuatnya terkenang.

"Sangat indah di tribun dan di ruang ganti, kegembiraan dan air mata pecah, perasaan yang luar biasa," kenang Mucharski beberapa waktu lalu.

Pada akhirnya, Mucharski dan kolega hanya mampu meraih dua kemenangan tambahan hingga berakhirnya putaran pertama.

Manajemen pun memutuskan mendepak rombongan impor asal Polandia tersebut begitu putaran pertama berakhir.

Baca Juga: Anggap Pemain Paham, Tak Ada Lagi Latihan Online di Arema FC


Editor : Nungki Nugroho
Sumber : Kompas.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.