Negara Besar dan Banyak Pulau, Luis Milla Punya Siasat Jalankan Sepak Bola Usia Muda di Indonesia

Mukhammad Najmul Ula - Sabtu, 16 Mei 2020 | 17:30 WIB
Luis Milla saat memimpin latihan timnas Indonesia.
FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM
Luis Milla saat memimpin latihan timnas Indonesia.

 

BOLANAS.COM - Luis Milla membagikan langkah pengelolaan pembinaan sepak bola usia muda di negara kepulauan sebesar Indonesia.

Luis Milla rupanya memanfaatkan masa isolasi selama pandemi virus corona atau Covid-19 dengan bercengkrama seputar sepak bola Indonesia.

Setelah beberapa waktu lalu menjalin wawancara dengan Kick Off Indonesia, kini Luis Milla tampil di kanal Youtube Bayu Eka Sari.

Bayu Eka Sari merupakan asisten Luis Milla saat melatih tim nasional Indonesia dalam kurun 2017-2018 lalu.

Baca Juga: Masih Punya Jabatan di AFC dan AFF, PSSI Yakin Ratu Tisha Bisa Berbuat Baik bagi Indonesia

Kepada Bayu Eka Sari, Luis Milla memiliki pandangan tersendiri mengenai pembinaan usia muda di negara sebesar Indonesia.

Bayu Eka Sari, akrab disapa Bang Bes, pada awalnya bertanya pada Milla bagaimana mengelola pembinaan usia muda di negara kepulauan seluas Indonesia.

"Di Spanyol, sepak bola usia muda dimulai dari usia Benjamin (10 tahun), sampai Juvenil (19 tahun)," ucap Bang Bes.

Baca Juga: Eks Pelatih Persib Junior Akui Pemain Muda Indonesia Amat Potensial, Tapi...

Luis Milla memahami bahwa kondisi geografis Indonesia sangat berbeda dengan Spanyol.

"Saya tau situasinya sangat sulit, karena negaranya (Indonesia) sangat besar, jarak yang sangat jauh," ujar Milla.

Milla lantas menjawab bahwa hal pertama yang diperlukan ialah adalah membuat perencanaan yang baik.

"Menurut saya, pertama harus membuat organisasi perencanaan yang baik, tapi karena Indonesia sangat besar, akan sulit melakan kontrol," ucap Milla.

Guna menyiasati kondisi geografis yang sangat luas tersebut, Milla menyarankan agar kompetisi usia muda bisa dipecah pada tiap-tiap provinsi.

"Dalam setiap provinsi mereka punya kompetisi masing-masing, lalu ada kompetisi antar provinsi terbaik setiap tahunnya," jelas Milla.

Namun, Milla mengakui, semua perencanaan dan eksekusi program pada akhirnya kembali ke pihak federasi, yaitu PSSI.

"Jadi dibutuhkan organisasi, butuh analisis sebelumnya, butuh juga perencanaan," ujar Milla.

"Dan semua itu tergantung dari pengaturnya (PSSI)," tandasnya.

Baca Juga: Mualaf Sejak 2012, Esteban Vizcarra Dahulukan Kurma Ketimbang Nasi saat Ramadan


Editor : Nungki Nugroho
Sumber : YouTube
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.