Timnya Sedang Terpuruk, Ini Harapan Bomber PSS Sleman di Lanjutan Liga 1 2020

Nungki Nugroho - Minggu, 12 Juli 2020 | 17:48 WIB
Logo PSS Sleman.
NDARU GUNTUR/BOLASPORT.COM
Logo PSS Sleman.

BOLANAS.COM - Penyerang PSS Sleman, Yevhen Bokhashvili, mengungkapkan harapannya dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2020.

PSS Sleman ikut menyambut baik kelanjutan kompetisi Liga 1 2020.

Seperti diketahui, Liga 1 2020 terpaksa dihentikan sejak pertengahan Maret 2020 akibat pandemi Covid-19.

Namun kabar terbaru PSSI telah merekomendasikan kepada PT LIB untuk kembali melanjutkan kompetisi Liga 1 2020.

PT LIB pun telah mencanangkan bahwa Liga 1 dimulai pada 1 Oktober 2020.

Baca Juga: Mengenal Lebih Jauh Paul Aro, Pemain Keturunan yang Kabarnya Masuk Radar Shin Tae-yong

Sebelumnya, kompetisi kasta tertinggi Indonesia ini sudah berjalan selama tiga pekan.

PSS Sleman yang baru saja menunjuk pelatih Dejan Antonic memulai kompetisi dengan hasil minor.

Skuad beraliaskan Elang Jawa itu menelan dua kekalahan dan sekali imbang.

PSS terdampar di peringkat ke-16 klasemen sementara Liga 1 2020 dengan koleksi satu poin.

Kini, PSS Sleman bertekad untuk bangkit dari keterpuran di laga sebelumnya.

Para pemain dikabarkan sudah tidak sabar untuk menyambut kelanjutan Liga 1 2020.

Seperti halnya bomber asing PSS, Yevhen Bokhashvili, yang semringah mendenar kabar kepastian Liga 1 2020.

Baca Juga: Bukan Persija Jakarta, Kim Jeffrey Ungkap Klub Terberat bagi Persib Bandung

Pemain asal Ukraina itu mengaku telah meningkatkan kemampuan dengan menjalani latihan secara mandiri selama pandemi Covid-19.

"Saya sudah tidak sabar dan ingin menjalani pertandingan secepat mungkin, bahkan lebih awal," kata Yevhen dikutip Bolanas dari Tribun Jogja.

Sebelum itu, top scorer PSS musim lalu itu ingin manajemen memperbaiki kontrak para pemain.

"Tetapi yang paling penting adalah kami semua ingin memperbaiki kontrak dan masa depan di tim sebelum Liga dimulai," ucap Yevhen.

Menurut rencana, PSSI akan menerapkan aturan pemotongan gaji 50 persen kepada pemain.

Kondisi tersebut tak lain karena finansial klub yang menurun di saat pandemi Covid-19.

Apalagi, nantinya kompetisi yang dilabeli extraordinary competition itu bakal terpusat di Pulau Jawa dan digelar tanpa penonton.

Sehingga hal tersebut sudah mengurangi pemasukan klub dari tiket penonton.


Editor : Nungki Nugroho
Sumber : Tribun Jogja
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.