Simon Mcmenemy Sebut Ada yang Janggal dari Sepak Bola Indonesia

Unggul Tan Ngasorake - Senin, 17 Agustus 2020 | 16:17 WIB
Mantan pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, dalam konferensi pers jelang laga melawan timnas UEA, Rabu (9/10/2019)
Media Officers PSSI
Mantan pelatih timnas Indonesia, Simon McMenemy, dalam konferensi pers jelang laga melawan timnas UEA, Rabu (9/10/2019)

BOLANAS.COM - Mantan pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, menceritakan pengalamannya selama menjadi pelatih di Indonesia.

Nama Simon McMenemy tentu sudah tidak asing lagi bagi para pecinta sepak bola tanah air.

Simon berhasil membawa Bhayangkara FC juara Liga 1 untuk pertama kalinya pada tahun 2017 silam.

Rupanya keberhasilannya tersebut sedikit meninggalkan kesan negatif untuk Simon.

Pasalnya, Simon dan Bhayangkara FC gagal tampil di kualifikasi Liga Champions Asia (LCA) karena terganjal masalah lisensi.

Baca Juga: Ilija Spasojevic Sebut Orang Indonesia Adalah yang Terbaik di Dunia

Selain itu, CEO Bhayangkara FC saat itu, Gede Widiade, juga memutuskan untuk pindah ke Persija Jakarta.

Pada akhirnya jatah Bhayangkara FC tampil di LCA pun diberikan ke Persija yang saat itu berada di posisi empat klasemen Liga 1 2017.

Menurut Simon, kejadian tersebut bukanlah hal yang wajar dalam dunia sepak bola.

Juru taktik asal Skotlandia itu menyebut sepak bola Indonesia terlalu mudah untuk mendapat intervensi.

Intervensi yang dimaksud oleh Simon adalah kekuasaan, politik, dan uang.

Baca Juga: HUT RI Pertama sebagai WNI, Bek Naturalisasi Otavio Dutra Ikrar Setia pada Timnas Indonesia

Hal tersebut membuat Simon belajar banyak tentang sepak bola di tanah air.

"Di sana tidak hanya sepak bola, itu sangat jarang terjadi di Indonesia," kata Simon dilansir Bolanas dari The Press and Journal.

"Pasti selalu ada sesuatu di baliknya. Selalu ada sisi yang lain, entah itu kekuasaan, politik, pengaruh, atau uang," ujar pelatih berusia 42 tahun itu.

Simon menyebut siapapun pelatih yang ingin berkarier di Indonesia harus bisa menyesuaikan dengan hal tersebut.

"Sebagai pelatih, kamu harus berdamai dengan keadaan itu jika ingin bekerja di Indonesia," pungkasnya.

Baca Juga: Peringati HUT ke-75 RI, Robert Rene Alberts: Saya Sudah Jadi Bagian dari Negara Ini


Editor : Unggul Tan Ngasorake
Sumber : The Press and Journal
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.