Curhat Yussa Nugraha soal Perbedaan Latihan di Persis Solo dan Belanda

Unggul Tan Ngasorake - Selasa, 17 Agustus 2021 | 19:10 WIB
Pemain muda Indonesia, Yussa Nugraha (jersey hitam), saat menjalani latihan dengan SVV Scheveningen.
INSTAGRAM.COM/NUGRAHAYUSSA
Pemain muda Indonesia, Yussa Nugraha (jersey hitam), saat menjalani latihan dengan SVV Scheveningen.

BOLANAS.COM - Pemain Persis Solo, Yussa Nugraha, menyebut ada perbedaan mencolok antara latihan di Indonesia dan Belanda.

Seperti diketahui, Yussa Nugraha menjadi rombongan "Los Galacticos" yang dikumpulkan oleh Persis Solo musim ini.

Yussa Nugraha sendiri merupakan pemain muda yang sempat menimba ilmu di Belanda.

Selama di Belanda, Yussa tercatat pernah membela sejumlah klub.

Dilansir dari Transfermarkt, akademi Feyenoord menjadi tim terlama yang pernah di bela Yussa.

Baca Juga: Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034, Australia Berencana Gandeng Indonesia

Setelah pendidikannya di Belanda selesai, Yussa pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

Kembali ke Indonesia, Yussa langsung menjadi rebutan sejumlah klub.

Selain Persis Solo, Yussa mengaku sempat mendapat tawaran dari dua klub Liga 1.

Namun, Yussa memutuskan untuk bergabung dengan klub kampung halamannya, yakni Persis.

"Happy banget! Begitu mendengar ada tawaran bergabung dengan Persis lewat agen," kata Yussa dikutip dari laman resmi klub, Senin (16/8/2021).

"Tanpa pikir panjang saya mengiyakan dan menolak tawaran dari dua klub Liga 1 yang saat itu juga sedang mendekati," sambungnya.

Yussa pun resmi diperkenalkan oleh Persis Solo pada bulan Mei lalu.

Penyerang Indonesia kelahiran Solo, Yussa Nugraha (kiri), membela tim yunior SC Feyenoord.
ISTIMEWA
Penyerang Indonesia kelahiran Solo, Yussa Nugraha (kiri), membela tim yunior SC Feyenoord.

Baca Juga: Bukan Marck Klok atau Ezra Walian, Ini Pemain Persib Paling Bahaya Menurut Teco

Tiga bulan di Persis, Yussa menyebut dirinya harus beradaptasi kembali dengan cuaca di Indonesia.

Selain itu, Yussa juga mengatakan ada perbedaan mencolok dari pola latihan.

"Selama tiga bulan di Solo, saya banyak adaptasi terutama dengan cuaca ekstrim yang panas dan perbedaan permainan sepak bola yang mencolok," ujarnya.

Menurut Yussa, sepak bola di Belanda lebih mengedepankan umpan-umpan pendek.

Sementara itu, di Indonesia lebih cenderung melakukan umpan jauh dan lebih mengandalkan kecepatan pemain.

"Kalau di Belanda lebih mengutamakan bola-bola pendek, satu dua sentuhan, dan taktikal," tutur pemain berusia 20 tahun itu.

"Kalau di Indonesia lebih ke kecepatan, bola lambung, dan umpan-umpan jauh yang sangat perlu aku pelajari saat ini untuk beradaptasi," imbuhnya.

Meski begitu, Yussa mengaku bisa beradaptasi dengan baik berkat bantuan pelatih dan pemain senior di Persis.

"Pemain senior, coach, dan staf di sini sangat membantu dalam melakukan adaptasi."

"Mereka benar-benar seperti keluarga, orang tua, dan kakak," pungkasnya.

Baca Juga: Media Malaysia Soroti Rencana Klub Liga 2 Indonesia Melancong ke Turki

 


Editor : Unggul Tan Ngasorake
Sumber : Transfermarkt.com,persissolo.id
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.