Angka Membuktikan, Tim ASEAN Lebih Susah Buru Trofi Piala AFF Ketimbang Argentina Juarai Piala Dunia 2022

Najmul Ula - Sabtu, 24 Desember 2022 | 05:00 WIB
Lionel Messi mengangkat trofi juara Piala Dunia 2022 usai timnas Argentina kalahkan timnas Prancis pada final di Lusail, Qatar (18/12/2022).
FRANCK FIFE/AFP
Lionel Messi mengangkat trofi juara Piala Dunia 2022 usai timnas Argentina kalahkan timnas Prancis pada final di Lusail, Qatar (18/12/2022).

BOLANAS.COM - Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengeluhkan jadwal padat Piala AFF 2022, tantangannya lebih berat dari Argentina saat menjuarai Piala Dunia 2022. 

Piala AFF 2022 dipastikan turun kualitas setelah beberapa negara menurunkan tim pelapis akibat tak sinkron dengan jadwal FIFA.

Tercatat timnas Thailand dan Malaysia berlaga dengan skuat tergembosi akibat kebijakan di level klub yang mencegah pemain pergi.

Praktis hanya timnas Vietnam yang dapat menurunkan tim terbaik, termasuk pemain abroad Nguyen Quang Hai yang dipanggil Vietnam.

Baca Juga: Piala AFF 2022 - Kabar Gembira bagi Seantero Asean, Nguyen Quang Hai Langsung Cedera di Laga Pertama Vietnam

Timnas Indonesia dapat dibilang menerjunkan tim terbaik, tetapi setelah tak menghitung Sandy Walsh dan Elkan Baggott yang tak dilepas klub Eropa.

Situasi di atas bisa terjadi sebab Piala AFF merupakan turnamen panjang yang digelar di luar kalender FIFA.

Durasi Piala AFF 2022 adalah 28 hari, sama persis dengan Piala Dunia 2018 yang mendapat pengakuan FIFA.

Turnamen yang memakan waktu libur itu sudah disemprot oleh pemilik Johor Darul Takzim, Tunku Ibrahim Ibni Ismail.

Baca Juga: Liga 1 Lebih Kompetitif dari Liga Malaysia, Bali United Sudah Kalah 6 Kali Tapi Bisa Puncaki Klasemen

"Mereka memberikan segalanya, tetapi pemain juga manusia yang bekerja, berlatih, bermain sejak Januari, apa manusia bekerja tanpa hari libur?" tulis TMJ di Instagram (30/12/2022).

"Ketika liga atau kompetisi domestik kita libur, tidak ada jeda untuk tim nasional karena mereka memiliki kamp pelatihan selama tiga minggu."

"Piala AFF adalah piala yang mengacaukan jadwal pertandingan, misal Januari report game, Piala AFF berakhir tanggal 15 Januari, mau liburan kapan?" racaunya.

Selain masa penyelenggaraan, Piala AFF 2022 juga memberatkan pemain akibat jadwal padat dari fase grup hingga final.

Tim yang melaju hingga partai final akan melahap delapan pertandingan, lebih banyak dari total yang dilahap Argentina di Piala Dunia 2022 (tujuh pertandingan)!

Selebrasi skuat Indonesia usai mengalahkan Singapura di semifinal Piala AFF 2020 (25/12/2021).
Bolanas.com
Selebrasi skuat Indonesia usai mengalahkan Singapura di semifinal Piala AFF 2020 (25/12/2021).

Andai Indonesia melaju menjadi juara Piala AFF 2022, tim Garuda akan melahap empat laga fase grup dan empat laga knock-out (dua leg semifinal dan final).

Adapun timnas Argentina cuma melahap tiga laga fase grup dan empat laga knock out (16 besar, 8 besar, semifinal, dan semifinal).

Perbedaan jumlah pertandingan itu dilakoni dalam jumlah hari yang sama (28 hari), tetapi dengan jarak tempuh yang lebih jauh.

Baca Juga: Indonesia Vs Kamboja - Dilema Shin Tae-yong, Mainkan Striker Kaku Spasojevic atau Coba Witan Si False Nine

Sementara Indonesia harus keliling Asia Tenggara untuk memburu trofi Piala AFF, Argentina cuma perlu berputar-putar negara kecil Qatar untuk merengkuh Piala Dunia.

Pantas saja Shin Tae-yong minta dipesankan pesawat carter agar pemainnya tak kelelahan dalam turnamen lebih sulit dari Piala Dunia ini.

"Kenapa STY minta carter pesawat karena durasi istirahat hanya dua hari dikhawatirkan cukup kecapekan," ucap ketum PSSI Mochamad Iriawan (21/12/2022).

"Ini karena mobilitas (pesawat) cepat, progres latihan fisik cukup berat dan disiapkan komputer untuk memonitor anak-anak," tandasnya.

Shin Tae-yong benar ketika mengatakan Piala AFF adalah Piala Dunia versi Asia Tenggara, tetapi dengan tantangan lebih menyiksa.

Baca Juga: Piala AFF - 'Debut' Suporter Sejak Tragedi Kanjuruhan, Polisi Dilarang Masuk Stadion & Dipastikan Tak Ada Gas Air Mata


Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.