Potensi Diskriminasi Meski Sudah Berstatus WNI, Marc Klok dan Lilipaly Pimpin Protes Pemain Naturalisasi

Najmul Ula - Senin, 6 Maret 2023 | 14:53 WIB
Gelandang naturalisasi timnas Indonesia, Marc Klok, saat sedang berbaris jelang bertanding dalam laga leg pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 6 Januari 2023.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Gelandang naturalisasi timnas Indonesia, Marc Klok, saat sedang berbaris jelang bertanding dalam laga leg pertama semifinal Piala AFF 2022 di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 6 Januari 2023.

BOLANAS.COM - Marc Klok dan Stefano Lilipaly angkat bicara terkait rencana regulasi baru Liga 1, ada opsi pembatasan pemain naturalisasi.

PSSI bersiap menerima protes besar dari pemain naturalisasi apabila menerapkan batasan terhadap mereka di Liga 1 2023/24.

PSSI era Erick Thohir mengenalkan rencana regulasi Liga 1 musim depan (dengan nama baru Liga Indonesia), dengan pembatasan pemain naturalisasi menjadi sorotan.

Dalam aturan baru tersebut, tiap klub Liga 1 tak bisa mendaftarkan lebih dari dua pemain naturalisasi.

Baca Juga: Potensi Tidak Adil, PSM Tak Akan Juara Liga 1 Format Musim Depan Meski Unggul Sangat Jauh dari Tim Rival

Pemain naturalisasi diartikan sebagai pemain "asing" yang mendapatkan status warga negara Indonesia (WNI) setelah berusia 18 tahun.

Dengan kategori tersebut, pemain seperti Jordi Amat atau Beto Goncalves bakal terganjal, sedangkan Irfan Bachdim atau Jack Brown tidak.

Pemain naturalisasi selama ini dianggap sebagai upaya klub untuk mendapatkan pemain asing tetapi berstatus pemain lokal.

Mayoritas pemain naturalisasi tersebut juga mendapatkan status WNI saat berusia lanjut, sehingga tak lagi produktif untuk membela timnas Indonesia.

Baca Juga: Gol Menit Akhir Pertanda Mentalitas Juara, PSM Mendekat ke Trofi Liga 1 Seperti Arsenal di Premier League

Dalam arti lain, kehadiran pemain naturalisasi dianggap sebagai penghalang pemain muda "lokal" Indonesia untuk mendapat menit bermain.

Masalahnya, regulasi pembatasan pemain naturalisasi berarti diskriminasi terhadap warga negara Indonesia. 

Padahal, seluruh WNI (dari mana pun ia berasal) mendapat jaminan perlakuan sama di depan hukum dalam Undang-Undang Dasar.

Terdapat Marc Klok dan Stefano Lilipaly yang telah bersuara terkait rencana regulasi tersebut, yang dipercaya mewakili suara lebih besar.

"Kalo main untuk timnas, kita orang Indonesia. Saat main di liga, kita orang 'naturalisasi'," demikian komentar Lilipaly di Instagram (6/5/2023).

Stefano Lilipaly merupakan gelandang kelahiran Belanda yang memenangi 27 caps untuk timnas Indonesia.

"Kami WNI, dan semua WNI seharusnya memiliki hak yang sama," tegas Klok di Twitter (6/5/2023).

Marc Klok juga terlahir di Belanda, dan saat ini masih aktif membela timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong.

Baca Juga: Asnawi Akui Kerap Ambil Risiko dan Rekan Setim Labeli Sembrono, Kartu Merah Bukti Bek Indonesia Belum Belajar

Marc Klok juga menjadi satu-satunya pemain naturalisasi di Liga 1 yang rutin "dipakai" timnas Indonesia.

Sisanya, semua pemain naturalisasi di Liga 1 nyaris tak dipercaya Shin Tae-yong (Ilija Spasojevic hanya dipanggil belakangan), mengingat ia lebih memilih pemain naturalisasi di luar negeri (seperti Jordi Amat).

Tak diketahui apakah bakal ada sikap lanjutan dari pemain naturalisasi usai pernyataan Klok dan Lilipaly di atas.

Baca Juga: Liga 1 Terus Bergumul dengan Problem Wasit, PSSI Dipaksa Terapkan VAR untuk Piala Dunia U-20 2023


Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.