Dijemput Naturalisasi Indonesia-Jerman, Erick Thohir Belajar Kurikulum Sepak Bola di Eintracht Frankfurt

Nungki Nugroho - Kamis, 8 Juni 2023 | 17:47 WIB
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengunjungi salah satu klub di Bundesliga, Eintracht Frankfurt.
PSSI
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir mengunjungi salah satu klub di Bundesliga, Eintracht Frankfurt.

Pria yang juga merupakan Menteri BUMN itu diskusi secara mendalam terkait kurikulum sepak bola Jerman.

"Kami berdiskusi banyak dan lebih dalam mengenai kurikulum hingga strategi latihan sepakbola grassroot (anak-anak dan remaja) mereka," kata Erick Thohir.

Jerman baru memperkenalkan teknik sepak bola ketika memasuki usia 15 tahun.

"Dijelaskan oleh mereka, pemain usia muda bermain di lapangan besar mulai dari usia 15 tahun ke atas,"

Baca Juga: Berkah Telat Gabung TC, Pratama Arhan Jadi Pahlawan Tokyo Verdy Lewat Senjata Andalan

"Sedangkan dari usia 9 hingga usia 13 di lapangan kecil dan hanya untuk bermain sepakbola tanpa mengenal lebih dalam tentang teknik, analis, dll. Tetapi, lebih untuk menyentuh bola lebih banyak dan menyenangkan," jelas Erick Thohir.

Eintracht Frankfurt sendiri sudah banyak mencetak pemain-pemain top Eropa seperti Mario Goetze, Kevin Trapp (Senior), Christopher Lenz, Marcel Wenig (U-19), dan Faride Alidou (U-21).

Bukan tidak mungkin pemain muda Indonesia kedepannya bisa meneruskan karier di Eintracht Frankfurt.

Sejauh ini belum ada pemain muda asal Indonesia yang mampu menembus level teratas Bundesliga.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1 - Persis Solo Resmi Umumkan Bergabungnya Striker Timnas Indonesia

Belum lama ini bahkan lima pemain lokal yang merumput di Eropa memutuskan pulang ke Indonesia.

Mereka adalah Witan Sulaeman, Egy Maulana Vikri, Brylian Aldama, David Maulana, dan Amiruddin Bagus Kahfi.


Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.