PSSI Percayakan Piala Dunia U-17 2023 kepada Bima Sakti, Saatnya Bayar Lunas Blunder Tahun Lalu

Najmul Ula - Sabtu, 24 Juni 2023 | 19:12 WIB
(Dari kiri ke kanan) Alex Alda, Sahari Gultom, Bima Sakti, Indra Sjafri, Eko Purjianto, dan Kurniawan Dwi Yulianto  berfoto bersama di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3/2023). Bima telah diajari Indra Sjafri soal rotasi tim untuk Piala Dunia U-17 2023.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
(Dari kiri ke kanan) Alex Alda, Sahari Gultom, Bima Sakti, Indra Sjafri, Eko Purjianto, dan Kurniawan Dwi Yulianto berfoto bersama di Lapangan B, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3/2023). Bima telah diajari Indra Sjafri soal rotasi tim untuk Piala Dunia U-17 2023.

BOLANAS.COM - PSSI akhirnya menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih Timnas U-17 Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2023.

Ini tantangan sangat berat bagi pelatih berusia 46 tahun itu, apalagi dia memiliki riwayat kurang bagus di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023.

Bima gagal meloloskan Indonesia ke Piala Asia U-17 2023 setelah  menelan kekalahan telak dari Malaysia.

Dalam laga kualifikasi penentuan di kandang sendiri tahun lalu itu, Garuda Asia dibantai 5-1 oleh Malaysia.

Baca Juga: Percuma Malaysia Lumat Indonesia di Babak Kualifikasi, Justru Arkhan Kaka Dkk yang Lolos Piala Dunia U-17

Walhasil, Arkhan Putra dkk finis di posisi kedua Grup B dengan nilai 9, sementara Malaysia urutan pertama dengan 10 poin.

Mengingat hanya juara grup yang lolos, maka hak itu diambil Malaysia.

Indonesia, yang sempat menanti harapan via jalur peringkat kedua terbaik, ternyata juga gagal setelah kalah tipis selisih gol dari Laos.

Beruntunglah Indonesia kini mendapat hadiah dari FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.

Artinya, timnas U-17 yang tadinya tak lolos ke Piala Asia U-17 2023, kini justru akan berlaga di Piala Dunia U-17 2023.

PSSI dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (24/6/2023) sore, menyatakan akan tetap memercayai Bima Sakti.

"Saya rasa akan memberikan kesempatan kepada Coach Bima, kita perlu coach-coach muda," ujar Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Baca Juga: Bima Sakti Blunder Fatal hingga Dibantai Malaysia, Tak Pantas Pimpin Timnas U-17 di Piala Dunia U-17?

"Nanti pasti kita akan diskusikan di exco, kita akan berikan pendamping, karena ini kejuaraan dunia."

Bima Sakti tidak membawa curriculum vitae mumpuni, terutama merujuk ajang terakhir Kualifikasi Piala Asia U-17 2023.

Ajang yang berujung kejayaan Malaysia itu menjadi pameran tiga kesalahan Bima Sakti sebagai berikut:

Pertama, tidak ada usaha untuk memperluas talent pool, ditandai dengan sama persisnya jajaran starter Piala AFF U-16 dan Kualifikasi Piala Asia U-17.

Dia tak melihat kebijakan Shin Tae-yong, yang mengubah drastis skuad timnas U-19 dari Piala AFF U-19 2022 menuju Kualifikasi Piala Asia U-20 2023.

Bek Timnas U-17 Indonesia Sulthan Zaky Pramana (kanan) menyundul bola saat bertanding dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Stadion Pakansari, Bogor, 9 Oktober 2022.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Bek Timnas U-17 Indonesia Sulthan Zaky Pramana (kanan) menyundul bola saat bertanding dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Stadion Pakansari, Bogor, 9 Oktober 2022.

Shin memantau Liga 1 untuk menyimpulkan pemain seperti Frengky Missa atau Ginanjar Wahyu layak menggusur para andalan di Piala AFF U-19.

Jika Bima Sakti melakukan hal serupa, dia akan memantau kompetisi EPA U-16 untuk mencari pemain dan menambah persaingan di timnas U-16.

Menjelang Piala Dunia U-17, Bima Sakti bahkan tak memiliki turnamen untuk scouting, lantaran EPA U-16 belum digulirkan.

Baca Juga: SUGBK Dipakai Coldplay, Gibran Siap Jika Solo Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-17 2023

Jadi, Timnas U-17 Indonesia pun terancam tak mendapatkan upgrade, meskipun turnamen yang dihadapi lebih berat.

Kedua, dampak dari kesalahan pertama adalah Bima Sakti menjadi tak berani melakukan rotasi, karena kualitas pemain pelapis jauh di bawah pemain utama.

Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 merupakan ajang neraka dengan jadwal padat empat laga dalam tujuh hari.

Namun, Bima Sakti tercatat hanya merotasi (starter) di posisi dua gelandang, dengan sembilan posiis lain praktis menjadi milik satu orang.

Di lini belakang, kuartet Rizdjar Nurviat, Sutlhan Zaky, Iqbal Gwijangge (akhirnya menepi karena cedera dan kartu), dan Habil Abdillah tak pernah diberi istirahat.

Akibat kebijakan itu, Garuda Asia kalah segar dari Malaysia, yang menyimpan tenaga pemain untuk laga terakhir.

Ketiga, dampak lanjutan dari keengganan rotasi pemain, Bima Sakti keliru memasang pengganti Iqbal Gwijangge.

Femas Crespo bermain sebagai gelandang di sepanjang turnamen, tetapi dipaksa bermain sebagai bek tengah di laga terakhir.

Baca Juga: Persija Vs Ratchaburi - Tak Ikut Rombongan The Dragons, Pembuang Medali SEA Games Masih Dendam dengan Indonesia?

Bima kemudian mengakui kesalahannya dengan mengganti Femas (setelah kebobolan empat gol) dan memasukkan Andre Pangestu (yang kelak dicomot Garuda Select), dan hanya kebobolan satu gol.

Deretan kesalahan tersebut mestinya telah diresapi oleh Bima Sakti, yang mendapat ilmu tambahan sebagai asisten Indra Sjafri di SEA Games 2023.

Problem terbesar perihal rotasi telah "diajari" oleh Indra Sjafri, yang membagi rata menit bermain di sepanjang SEA Games.

Kini publik Indonesia patut melihat Bima Sakti versi lebih baik ketimbang tahun lalu.

Dengan kepercayaan yang sangat besar dari PSSI kepadanya untuk memimpin Indonesia di ajang akbar Piala Dunia U-17 2023, maka saatnya legenda timnas kelahiran Balikpapan itu membayar lunas semua blundernya.


Editor : Taufik Batubara
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.