Mazhab Eropa Mengepung PSSI, Bernardo Tavares Paling Berani Tolak Turuti Kemauan Shin Tae-yong

Najmul Ula - Kamis, 10 Agustus 2023 | 14:19 WIB
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, sempat melakukan protes saat memantau timnya bertanding dalam laga pekan pertama Liga 1 2023  di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (3/7/2023) malam.
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares, sempat melakukan protes saat memantau timnya bertanding dalam laga pekan pertama Liga 1 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (3/7/2023) malam.

BOLANAS.COM - Pelatih bermazhab Eropa paling bersuara lantang untuk menentang PSSI, timnas U-23 Indonesia mengganggu Liga 1.

Shin Tae-yong dikepung oleh pelatih bermazhab Eropa dalam menyiapkan timnas U-23 Indonesia menuju Piala AFF U-23 2023.

Shin Tae-yong memilih 23 pemain timnas U-23 Indonesia untuk Piala AFF U-23, yang digelar bentrok dengan Liga 1 2023/24.

PSSI mencoba mengurangi potensi konflik dengan klub Liga 1, dengan memanggil paling banyak tiga pemain dalam satu klub, itu pun cuma Borneo FC.

Baca Juga: Halo Klub Premier League, Ipswich Town Melaju di Carabao Cup Berkat Umpan Kunci Elkan Baggott

Namun kebijakan tersebut tetap mendapat respons negatif dari pelatih klub, terutama mereka yang berasal dari Eropa.

Thomas Doll (Jerman/Persija Jakarta), Peter Huistra (Belanda/Borneo FC), dan Bernardo Tavares (Portugal/PSM Makassar) menjadi nama yang paling vokal.

Sepak bola Eropa garapan UEFA memang menerapkan penjadwalan teratur, dengan seluruh agenda timnas digelar di FIFA Matchay atau libur kompetisi.

Oleh karena itu, tak heran para pelatih Eropa merasa murka dengan apa yang menjadi kebiasaan di Indonesia.

Baca Juga: Cuma Dua Pemain Dipanggil Pun Tetap Mengumpat, Thomas Doll Tak Rela Persija Digembosi Shin Tae-yong

Dimulai dari Thomas Doll, yang menyebut kebijakan PSSI adalah omong kosong.

Persija melepas dua pemain, yaitu Rizky Ridho dan Muhammad Ferarri.

"Saya tidak ingin berbicara lebih banyak soal omong kosong ini," ketus Doll usai laga kontra Borneo FC.

"Ya sebelumnya lima pemain, kemudian dua," sambungnya.

Sentimen tersebut didukung Peter Huistra, yang menjadi korban paling parah dengan digembosi tiga pemain.

Pelatih Borneo FC, Pieter Huistra, saat hadir dalam sesi jumpa pers di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/8/2023).
MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM
Pelatih Borneo FC, Pieter Huistra, saat hadir dalam sesi jumpa pers di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (8/8/2023).

Borneo FC melepas Fajar Fathur, Daffa Fasya, dan Komang Teguh.

"Kenapa sekarang harus ada kompetisi ini, sekarang semua tim sedang fokus di Liga 1," sesal Huistra.

"Di Liga 1, pemain U-23 bisa belajar karena mendapatkan menit bermain, ini Piala AFF U-23 bukan agenda FIFA."

Baca Juga: Jadwal Pekan 8 Liga 1 2023/2024 - Persija Butuh Bantuan Persib Demi Ambil Alih Takhta

"Coba kita lihat Liga Inggris dan Liga Spanyol, mereka di sana fokus kompetisi, pemain muda bisa terus berkembang," tandasnya.

Terakhir, Bernardo Tavares bahkan lebih berani dengan berbicara lewat tindakan, bukan perkataan.

Ia tak mau menuruti perintah PSSI untuk melepas Dzaky Asraf, dan menahan sang pemain di PSM untuk agenda Liga 1 dan Piala AFC.

Jadi, PSSI dan AFF tampak menjadi penyebab kemarahan para pelatih Eropa di Indonesia.

Baca Juga: FA Timor Leste Lebih Modern dari PSSI, Gali Freitas Tak Dipanggil Timnas dan Dibiarkan Berkembang di Liga 1


Editor : Najmul Ula
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.