BOLANAS.COM - Calon top scorer Liga 1 2023/24 harus bisa mencetak gol di stadion mana pun, Ramadhan Sananta cuma nyekor di Stadion Manahan.

Ramadhan Sananta boleh berstatus striker lokal terbaik Indonesia, tetapi ia punya kelemahan sejak berkarier di Liga 1.

Sananta mencetak enam gol bagi Persis Solo, serta 11 gol buat PSM Makassar pada musim lalu.

Namun, keseluruhan 16 gol milik Sananta di Liga 1 tersebut dicetak di kandang sendiri!

Aman untuk dikatakan, pemain berusia 20 tahun itu hanyalah penyerang yang jago kandang.

Pelatih Persis Solo, Leonardo Medina, membela anak asuhnya itu setelah kemenangan 2-1 atas Bhayangkara FC.

"Terkadang bermain tandang juga sulit, kondisi di lapangan, kondisi lawan, situasi berbeda," tutur Medina.

"Tapi dia (Sananta) berada di proses yang bagus," tukasnya.

Meski memperlihatkan gejala mandul di laga tandang, Medina tetap yakin Sananta bisa menjadi top scorer Liga 1.

Baca Juga: Ferarri Jadi Penyerang Dadakan, Thomas Doll Ultimatum Bos Persija buat Datangkan Striker Tulen?

"Sananta di putaran kedua, akan menjadi top scorer di Indonesia, saya percaya itu," tegasnya.

Untuk mewujudkan keyakinan pelatihnya, Sananta harus menjawab keraguan mengenai performa tandangnya.

Maklum, seluruh pesaing dalam klasemen top scorer Liga 1 tak pernah membedakan stadion dalam menggelontorkan gol.

Sang top scorer sementara, Gustavo Almeida dari Arema FC, membagi rata perolehan 12 golnya.

Tujuh gol dilesakkan kala bertanding di Stadion Wayan Dipta yang dipakai jadi kandang sementara, dan lima gol sisanya saat away.

Dua penguntitnya, Alex Martins (Bhayangkara FC) dan David Da Silva (Persib Bandung), juga punya perilaku serupa.

Alex Martins mencetak 11 gol, tujuh dilesakkan di rumah sendiri, sisanya di rumah lawan.

David Da Silva juga punya 11 gol, enam dicetak di hadapan Bobotoh, sisanya dilakukan di depan suporter lawan.

Baca Juga: Mutlak Jatahnya Elkan Baggott, Ipswich Town Akan Hadapi Fulham di Carabao Cup

Selain aspek gol tandang, Sananta juga harus menjawab kritik Shin Tae-yong mengenai staminanya yang tak kuat bermain 90 menit.

Leonardo Medina sudah membantahnya, tetapi menit main dalam dua laga terakhir menjadi kontradiksi.

Sananta hanya bermain sebagai pengganti, selain mempertegas pendapat Shin Tae-yong, juga mengurangi peluangnya menambah gol.

Baca Juga: Rekap Paruh Musim Liga 1 2023/24 - Klub Raffi Ahmad Bikin Lompatan Terbesar, Persija Flop, PSM Paling Parah