Perbandingan Terbalik Malaysia dengan Indonesia, Sesak Pemain Naturalisasi tapi Nihil Gol di Piala Asia 2023

Nungki Nugroho - Senin, 22 Januari 2024 | 16:00 WIB
Starting XI Timnas Malaysia saat menghadapi Bahrain dalam matchday kedua grup E Piala Asia 2023di Jassim Bin Hamad Stadium, Sabtu (20/1/2024).
TWITTER.COM/FAM_MALAYSIA
Starting XI Timnas Malaysia saat menghadapi Bahrain dalam matchday kedua grup E Piala Asia 2023di Jassim Bin Hamad Stadium, Sabtu (20/1/2024).

BOLANAS.COM - Perbandingan terbalik antara timnas Indonesia dengan Malaysia yang sama-sama dihuni banyak pemain naturalisasi dalam skuad di Piala Asia 2023.

Timnas Malaysia memiliki nasib yang berbeda dengan Indonesia di Piala Asia 2023.

Sama-sama membawa pemain naturalisasi, Malaysia belum bisa mencetak satu gol pun di ajang empat tahunan tersebut.

Skuad Harimau Malaya bahkan tercatat sebagai tim dengan pemain naturalisasi terbanyak di Piala Asia 2023.

Total 14 pemain naturalisasi diboyong oleh pelatih Malaysia, Kim Pan-gon.

Dengan rincian 10 pemain keturunan dan empat pemain hasil perpindahan kewarganegaraan.

Baca Juga: Piala Asia 2023 - Taktik Baru Shin Tae-yong Sesuaikan Kekuatan Timnas Indonesia untuk Lawan Jepang

Empat pemain tersebut antara lain Endrick dos Santos, Paulo Josue, Mohamadou Sumareh, dan Romel Morales.

Sementara 10 pemain keturunan yang diboyong ke Qatar yakni yakni Matthew Davis, Daniel Ting, Dominic Tan, Junior Eldstål.

Lalu ada Dion Cools, La’Vere Corbing-Ong, Stuart Wilkin, Brendan Gan, Natxo Insa, dan Darren Lok.

Meski sesak dengan tenaga naturalisasi, Malaysia tak bisa berbuat banyak dalam dua laga awal di Piala Asia 2023.

Matthew Davis dkk menelan dua kekalahan dari Jordania dan Bahrain.

Lini depan Malaysia yang dihuni pemain berpengalaman seperti Natxo Insa, Darren Lok, hingga Sumareh tak bisa memberi perlawanan.

Malaysia menjadi satu-satunya tim Asia Tenggara yang belum mencetak gol di Piala Asia 2023.

Skuad Harimau Malaya pun dipastikan gugur usai menjadi juru kunci Grup E.

Pada laga perdana, Malaysia kalah telak 0-4 dari Jordania.

Baca Juga: Update Klasemen Peringkat Ketiga Terbaik Piala Asia 2023 - Gara-gara Malaysia, Timnas Indonesia Digeser Bahrain

Pelatih baru timnas Malaysia asal Korea Selatan, Kim Pan-gon.
Bolanas.com
Pelatih baru timnas Malaysia asal Korea Selatan, Kim Pan-gon.

Lalu Malaysia kembali kalah 0-1 dari Bahrain pada laga kedua, Sabtu (20/1/2024).

Pelatih Malaysia, Kim Pan-gon, mengaku bertanggung jawab atas kegagalan timnya.

"Tidak ada yang salah, inilah (tahap) di mana kami berada. Mungkin pelatih yang salah, saya memiliki harapan yang sangat tinggi," kata Kim Pan-gon.

"Saya memberikan impian terlalu tinggi. Mungkin saya beri harapan terlampau tinggi kepada orang banyak dan pemain, mungkin ini kesalahan saya," imbuhnya.

"Sebagai pelatih, ini kesalahan saya. Bukan dari pemain, bukan dari FAM (Persatuan Bolasepak Malaysia), bukan dari pendukung. Jadi ini semua masalah pelatih," jelas Kim Pan-gon seperti dikutip dari BHarian.

Berbanding terbalik dengan Malaysia, Indonesia yang membawa delapan pemain naturalisasi berlabel keturunan justru bisa berbicara banyak di Piala Asia 2023.

Indonesia mampu memberi perlawanan terhadap Irak pada laga pertama meski akhirnya kalah 1-3.

Pada laga kedua, Indonesia bisa mengamankan tiga poin dengan kemenangan tipis 1-0 atas Vietnam.

Laga penentuan akan dijalani pasukan Merah Putih melawan Jepang pada Rabu (24/1/2024).

Skuad Garuda cukup bermain imbang untuk bisa lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023.

Itu akan menjadi sejarah baru karena Indonesia belum pernah lolos dari fase grup dalam empat kali partisipasi sebelumnya.

Berikut daftar pemain keturunan Indonesia:

Bertahan: Elkan Baggott, Jordi Amat, Justin Hubner, Sandy Walsh, Shayne Pattynama
Tengah: Marc Klok, Ivar Jenner
Depan: Rafael Struick


Editor : Nungki Nugroho
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.