Media Asing Soroti Kegagalan Erick Thohir di Inter Milan, Lebih Bagus Pemilik Indonesia di Como

Najmul Ula - Kamis, 4 April 2024 | 14:33 WIB
  Presiden Inter Milan, Erick Thohir, saat meluncurkan salah satu produk digital Inter Milan di Jaka
Presiden Inter Milan, Erick Thohir, saat meluncurkan salah satu produk digital Inter Milan di Jaka

BOLANAS.COM - Erick Thohir baru-baru ini diperbandingkan dengan Hartono bersaudara perihal kepemilikan klub Italia.

Di tengah segala kritik atas kinerja sebagai ketua umum PSSI, Erick Thohir mendapat ulasan semasa memimpin Inter Milan.

Pengusaha berusia 54 tahun itu sempat menjadi pemilik Inter Milan pada 2013, sebelum melepasnya kepada Suning Group pada 2016.

Sejak saat itu, Erick bertualang di dunia politik hingga menjadi Menteri BUMN pada kabinet Presiden Joko Widodo.

Per Februari 2023, ia resmi menjabat sebagai ketum PSSI, menggantikan Mochamad Iriawan.

Media Eropa, The Athletic, menyinggung Erick saat membahas pemilik asal Indonesia di sepak bola Italia.

Sepak bola Italia saat ini menyaksikan kinerja bagus Hartono bersaudara di Como 1907 yang berlaga di Serie B.

"Mereka (Hartono) bukan orang Indonesia pertama yang berinvestasi di Italia," tulis James Horncastle di The Athletic.

"Lebih dari satu dekade silam, Erick Thohir membeli Inter Milan, yang berlatih di Appiano Gentile, dekat Como."

Baca Juga: Pelatih Ipswich Ungkap Nasib Elkan Baggott: Bergantung Lolos Premier League atau Tetap Championship

"Thohir menjualnya pada 2016, di tengah kritik dia tak punya sumber daya mencukupi untuk terus tampil di Inter."

"Perekrutan terbesar pertamanya, Hernanes, gelandang dari Lazio, bermain di bawah standar."

"Usaha untuk menukar pemain favorit fans Fredy Guarin dengan penyerang rival Juventus Mirko Vucinic menimbulkan protes yang membatalkan kesepakatan itu."

Secara umum, masa Erick di Inter tak bisa dibilang gilang gemilang, lantaran tak menghasilkan tambahan trofi apa pun.

Dalam situasi ini, The Athletic menganggap kinerja Hartono lebih baik.

"Adil jika mengatakan Hartono bekerja di level yang berbeda," tulis James Horncastle.

"Mereka (Hartono) adalah pemilik klub paling kaya di Italia, dibandingkan Premier League, mereka lebih kaya dibanding jumlah gabungan harta Sir Jim Ratcliffe, Stan Kroenke, dan Todd Boehly."

Sejak mengakuisisi Como 1907 pada 2019, Hartono telah mengubah peruntungan klub.

Baca Juga: Tak Ada Kabar Tiga Pemain Luar Negeri, Skenario Terburuk Line Up Timnas U-23 Indonesia

Mereka menghapuskan utang klub senilai 150 ribu euro, serta menghabiskan dana transfer 850 ribu euro.

Como juga menjadi lebih dikenal, terbukti dengan keterlibatan Thierry Henry dan Cesc Fabregas dalam jajaran investor.

Melihat klasemen Serie B sekarang, Como berada di peringkat dua, posisi yang akan menghasilkan tiket promosi otomatis ke Serie A.

Baca Juga: Bikin Jadwal Liga 1 Sampai 2027 Pun Percuma Kalau PSSI Tak Bisa Bedakan Turnamen Agenda FIFA atau Bukan


Editor : Najmul Ula
Sumber : Theathletic.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.