Yordania Telan Tiga Penalti dari Qatar di Final Piala Asia 2023, Indonesia Kini Rasakan Curang yang Sama

Najmul Ula - Selasa, 16 April 2024 | 17:55 WIB
Timnas Qatar menatap final Piala Asia 2023 dengan tekad mempertahankan gelar dan meraih kesuksesan gelar back-to-back.
HECTOR RETAMAL/AFP
Timnas Qatar menatap final Piala Asia 2023 dengan tekad mempertahankan gelar dan meraih kesuksesan gelar back-to-back.

BOLANAS.COM - Timnas U-23 Indonesia merasakan kecurangan sama seperti yang dialami Yordania di final Piala Asia 2023, Qatar menjadi tim antagonis.

Fans Indonesia tak perlu heran dengan fenomena Qatar yang dibantu wasit, jika melihat gelaran Piala Asia 2023 pada Januari.

Qatar dengan dompet tebalnya bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, Piala Asia 2023, hingga Piala Asia U-23 2024.

Negara kecil yang kaya minyak tersebut babak belur di Piala Dunia 2022, tetapi bisa menunjukkan kedigdayaan di benua sendiri.

Piala Asia 2023 menjadi saksi kehebatan Qatar merajai Asia, dengan bumbu bantuan wasit pada laga krusial.

Pada laga final melawan Yordania, 11 Februari silam, Akram Afif dkk terlihat menang nyaman dengan skor 3-1.

Namun seluruh tiga gol diciptakan melalui titik putih, dengan dua hadiah penalti terakhir menuai perdebatan.

Pada penalti kedua saat skor masih 1-1, wasit menunjuk titik putih usai pelanggaran Mahmoud Al Mardi terhadap Ismaeel Mohammad.

Pada penalti ketiga saat Yordania sedang gencar menyerang, wasit lagi-lagi memberi hadiah penalti usai pelanggaran kiper Abulaila terhadap Afif.

Baca Juga: Indonesia Sedang Kuasai Laga dan Rafael Struick Hampir Nyekor, Wasit Putuskan Harus Bantu Qatar

Pemain Yordania sampai bertepuk tangan sarkas kepada wasit lantaran memberi hattrick penalti pada tuan rumah.

Dua bulan berselang, situasi yang sama menghampiri Indonesia, bahkan dengan kecurangan lebih telanjang.

Garuda Muda menjadi lawan pertama bagi tim Marun di ajang Piala Asia U-23 2024.

Aksi licik dimulai sejak sebelum pertandingan, yaitu bus Indonesia dibuat berputar-putar demi lebih lama sampai stadion.

Saat laga dimulai, pasukan Shin Tae-yong sebenarnya bisa menahan pemain Qatar hingga ujung babak pertama.

Statistik hingga menjelang turun minum bahkan menunjukkan Indonesia menguasai penguasaan bola lebih banyak.

Setelah Rafael Struick mendapat peluang terbaik Indonesia berupa tembakan melengkung, wasit Nasrullo Kabirov mulai berulah.

Ia memberi hadiah penalti kepada pelanggaran Rizky Ridho terhadap penyerang Qatar.

Baca Juga: Shin Tae-yong Ungkap Pelayanan Buruk Qatar Jelang Laga Pembuka Piala Asia U-23 2024

Pelanggaran tersebut tergolong lembut, bahkan si pemain Qatar terlihat terjatuh dengan diving.

Wasit dengan bantuan VAR terpedaya oleh simulasi pemain Qatar, menunjuk titik putih dan mengkartu kuning Ridho.

Tak berhenti di situ, 30 detik babak kedua berjalan menunjukkan Nasrullo Kabirov memberi keuntungan bagi tuan rumah.

Ivar Jenner menyentuh tipis, bahkan mungkin tak mengenai, kaki pemain Qatar dalam duel di lini tengah.

Aksi yang seharusnya tidak pelanggaran itu justru berbuah kartu kuning kedua bagi Jenner, yang berarti Indonesia harus bermain dengan 10 orang.

Dengan dagelan yang dipertontonkan wasit di Piala Asia senior dan Piala Asia-23, serta selalu menguntungkan Qatar, integritas AFC dipertanyakan.

Shin Tae-yong sampai melabeli pertandingan semalam sebagai pertunjukan komedi.

"Banyak keputusan wasit di sepanjang pertandingan, kalau kalian melihatnya," tutur Shin Tae-yong sesudah laga.

"Itu bukan pertandingan sepak bola, ini sebuah pertunjukan komedi dan sangat berlebihan."

"Sepak bola tidak seharusnya dimainkan seperti ini. Kartu merah pertama kami, tidak ada kontak sama sekali."

Baca Juga: Hasil Liga 1 - Persebaya Kalah Telak di Kandang, Ricky Kambuaya Minta Maaf Sakiti Mantan


Editor : Najmul Ula
Sumber : afc.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.