Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLANAS.COM - Nasib Evan Dimas menjadi pengingat bagi stakeholder timnas Indonesia untuk mengambil kebijakan tepat bagi pemain muda.
Evan Dimas belum berusia 30 tahun tetapi tak lagi laku di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Padahal satu dekade silam, ia beserta rekan seangkatannya di timnas U-19 dianggap sebagai masa depan cerah Indonesia.
Kegagalan satu generasi tersebut bisa ditimpakan pada pemain yang mudah puas, tetapi ada juga andil besar pengambil kebijakan.
PSSI dan pelatih memilih kebijakan yang keliru dalam mengentaskan pemain muda menuju level senior.
Dalam kasus generasi Evan, pelatih Indra Sjafri memilih metode pemusatan latihan jangka panjang selama satu tahun!
Selepas menjuarai Piala Asia U-19 2013 dan Kualifikasi Piala Asia U-19, penggawa Garuda Muda tidak dikembalikan ke klub.
Hansamu Yama dkk menjalani Tur Nusantara dengan diarak ke seluruh penjuru Indonesia untuk menjalani uji coba tanpa makna.
Alih-alih menjalani laga kompetitif, para pemain mengalami kejenuhan dan regresi performa.
Saat Piala Asia U-19 2014 tiba pada Oktober, Indonesia pun terbantai dari UEA, Uzbekistan, dan Australia, untuk menjadi juru kunci grup.
"Saya punya pengalaman tahun 2014, saya didesain uji coba Tur Nusantara 21 kali, tak pernah kalah, tapi manfaatnya kurang," aku Indra beberapa tahun kemudian.
"Tak perlu banyak lawan di uji coba tapi bermanfaat. Hampir semua lawan yang kami hadapi membuat pemain belajar bagaimana merespons situasi sulit," ujar Indra.
Lebih dari satu dekade, pelatih 61 tahun itu masih berkuasa di timnas U-20.
Ia sudah mengakui konsep Tur Nusantara adalah blunder, tetapi masih mempertahankan TC jangka panjang.
Timnas U-20 angkatan Dony Tri Pamungkas sudah menjalani TC selama lebih dari tujuh bulan sepanjang kalender 2024.
Durasi itu masih ditambah TC selama satu bulan pada Januari 2025 ini.
Akibatnya, pemain yang sudah mentas di level Liga 1 seperti Dony, Kadek Arel, dan Iqbal Gwijangge harus sering meninggalkan klub.
Dony misalnya, ia hanya melakoni empat pertandingan bersama Persija di Liga 1 2024/25.
Baca Juga: Paul Munster Ngamuk Usai Dijegal Wasit, Persebaya Berupaya Move On dengan Kalahkan Malut United
Metode Indra yang memaksa pemain berlatih selama berminggu-minggu hanya untuk turnamen selama satu atau dua pekan rasanya sudah usang.
Di negara mapan, pemain dibiarkan berkembang dengan atmosfer kompetisi di klub.
Pemain hanya dipanggil saat jeda internasional, atau satu dua pekan menjelang turnamen resmi.
Jangan sampai terulang cerita pedih Evan Dimas...
| Editor | : | Najm Ula |
| Sumber | : | Kompas.com |