Misi Sulit Luis Milla Bangkitkan Karier Febri Hariyadi, Merekah di Timnas Indonesia U-23 Lalu Stagnan di Klub

Najmul Ula - Minggu, 21 Agustus 2022 | 20:51 WIB
Febri Hariyadi bersiap melepaskan tendangan dari kotak pinalti
anandalathifah
Febri Hariyadi bersiap melepaskan tendangan dari kotak pinalti

BOLANAS.COM - Febri Hariyadi mencuat di timnas Indonesia saat ditangani Luis Milla, pelatih asal Spanyol wajib membangkitkan karier pemain kesayangan.

Luis Milla mendapat tugas berat mengangkat performa Persib Bandung, satu hal yang perlu "dibereskan" adalah persoalan Febri Hariyadi.

Febri Hariyadi dulu disebut sebagai wonderkid jebolan Persib Bandung, tapi justru stagnan saat memasuki usia emas.

Luis Milla barangkali akan menjadi sosok yang tepat untuk membangkitkan Febri Hariyadi, mengingat kedekatan dua sosok itu di masa lalu.

Baca Juga: Malaysia U-19 Kirim Tantangan Uji Coba, PSSI PIlih Opsi Mudah Timnas Indonesia U-19 Tanding di Dalam Negeri

Saat menangani timnas Indonesia pada 2017 hingga 2018, Luis Milla dikenal menyuntikkan darah muda ke tubuh tim Merah Putih.

Febri Hariyadi yang saat itu baru berusia 21 tahun pun menjadi andalan Milla di dua turnamen, SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Di SEA Games 2017, Febri menjadi salah satu pemain yang bersinar di sisi sayap, yang saat itu juga berhiaskan Saddil Ramdani.

Febri bahkan mencetak gol super yang menjadi trademark-nya kala itu, sebuah sepakan kaki kanan setelah menusuk dari sayap kiri.

Baca Juga: Egy Tersungkur Menyesal Usai Lewatkan Peluang Menganga di Menit 93, Pelatih Moravce: Saya Tidak Salahkan Siapa Pun

Gol indah tersebut dilesakkan saat timnas Indonesia U-23 memenangi laga terakhir fase grup melawan Kamboja (24/8/2017).

Berlanjut di Asian Games 2018, Febri terus menjadi andalan Milla dengan tampil penuh tiga kali dalam lima laga.

Dalam dua laga saat ia ditarik keluar, ia bermain cukup panjang hingga 80 dan 89 menit.

Usai turnamen tersebut, kebersamaan Milla dengan sepak bola Indonesia harus berakhir karena PSSI tak memperpanjang kontraknya.

Musim berikut Febri di level klub, ia seakan hendak menjadi pemain terbaik Indonesia dengan mencatatkan sembilan gol dan delapan assist di Liga 1 2019.

Aksi Febri Hariyadi pada laga Persib Bandung melawan Persikabo 1973 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (12/6/2021).
PERSIB.CO.ID
Aksi Febri Hariyadi pada laga Persib Bandung melawan Persikabo 1973 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Sabtu (12/6/2021).

Sayang, pandemi Covid-19 membuat sepak bola Indonesia terhenti dan Febri (serta seluruh pemain lain) tak berkompetisi selama 1,5 tahun.

Saat Febri mendapat tawaran klub Thailand di tengah pandemi, manajemen Persib menolaknya karena ingin memakai tenaga pemain di Liga 1.

Penolakan Persib itu bisa diajukan sebagai penyebab Febri gagal melangkah ke level berikutnya.

Baca Juga: Ironi Wasit Liga 1 Menurut Pelatih PSM: Banyak Aksi 'Barbar' Didiamkan dan Justru Pelatih yang Dibungkam Pakai Kartu

Saat Liga 1 akhirnya bergulir, Febri bukan lagi winger eksplosif seperti dulu.

Sepanjang musim 2021/22, total 29 penampilannya untuk Persib terbaca: cuma 9 kali bermain penuh, 11 kali diganti, dan 9 kali sebagai pemain pengganti.

Statistik itu mengindikasikan Febri tak lagi menjadi sosok andalan, sehingga perannya bisa digantikan pemain lain. 

Minimnya menit bermain juga membuat Febri cuma mencatatkan dua gol dan dua assist, jauh menurun dibanding musim penuh terakhir pada 2019.

Selain itu, Febri juga tampak kalah bersaing dengan para winger lainnya, seperti Frets Butuan atau Erwin Ramdani.

Kini menjadi tugas Luis Milla untuk mengembalikan Febri Hariyadi ke jalur karier yang seharusnya.

Baca Juga: Cuma Kartu Kuning untuk Kei Hirose, Wasit Laga Borneo FC vs Persebaya Dihukum 8 Pekan Tak Boleh Tiup Peluit

 


Editor : Nungki Nugroho
Sumber : Transfermarkt.co.id
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.