Nilmaizar Dipecat Dewa United, Liga 1 Sungguh Lebih Barbar Dibanding Liga Inggris

Najmul Ula - Rabu, 28 Desember 2022 | 20:30 WIB
Pelatih dan pemain Persela Lamongan, Nilmaizar serta Feri Sistianto dalam jumpa pers di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (14/11/2019).
MUHAMMAD ROBBANI/BOLASPORT.COM
Pelatih dan pemain Persela Lamongan, Nilmaizar serta Feri Sistianto dalam jumpa pers di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Kamis (14/11/2019).

BOLANAS.COM - Nilmaizar dipecat Dewa United dari kursi pelatih, Liga 1 punya lebih banyak pelatih dipecat daripada Liga Inggris.

Liga 1 Indonesia kembali membuktikan sebagai pelatih yang tak ramah bagi pelatih sekaligus menunjukkan sumbu pendek klub-klub.

Saat Liga 1 2022/23 dihentikan akibat Tragedi Kanjuruhan, terdapat tujuh pelatih yang dipecat hanya dalam sebelas pekan.

Kini saat Liga 1 2022/23 menuntaskan putaran pertama (dengan enam pekan terakhir dalam sistem bubble), jumlah pemecatan bertambah menjadi delapan.

Baca Juga: Lemotnya Egy Dikeluhkan Shin Tae-yong, Pelatih Klub Slovakia Malah Tanpa Ampun Putus Kontrak Sang Winger

Pemecatan teranyar tersebut menimpa Nilmaizar, eks pelatih timnas Indonesia yang musim ini menangani Dewa United.

Per Rabu (28/12/2022), Nilmaizar dicopot klub sultan tersebut dengan alasan hasil buruk.

"Setelah putaran pertama usai, kami sudah mengadakan evaluasi dan hasilnya kami memutuskan untuk melakukan pergantian di posisi pelatih kepala," ujar CEO Ardian Satya Negara di laman klub.

"Kami dari manajemen Dewa United FC tentunya tetap berterima kasih kepada Coach Nil atas dedikasinya terhadap tim dan semoga sukses di karier selanjutnya," sambungnya.

Baca Juga: Piala AFF - Thailand Punya Teerasil Dangda, Shin Tae-yong Masih Bingung Siapa Striker Utama Timnas Indonesia

Nil memang gagal mengangkat performa tim yang sejatinya jor-joran di bursa transfer awal musim.

Saat ini Dewa United terjerembab di zona degradasi dengan koleksi 14 poin, berselisih dua poin dari tim terakhir di luar zona merah.

Dengan demikian terdapat delapan pelatih yang sudah kehilangan jabatan saat paruh musim, jumlah yang mengerikan mengingat Liga 1 hanya beranggotakan 18 tim.

Tujuh pelatih yang sebelumnya juga mendapat nasib serupa meliputi Robert Alberts (Persib), Javier Roca (Persik), Jacksen F Tiago (Persis), Sergio Alexandre (PSIS), Dejan Antonic (Barito), Eduardo Almeida (Arema FC), dan Milomir Seslija (Borneo).

Jika dibandingkan dengan Liga Inggris, Liga 1 jauh lebih kejam dan menandakan manajemen klub bersumbu pendek dalam melihat performa tim.

Pelatih asal Inggris, Steven Gerrard, dipecat oleh Aston Villa.
TWITTER.COM/FABRIZIOROMANO
Pelatih asal Inggris, Steven Gerrard, dipecat oleh Aston Villa.

Hingga pekan ke-16 Premier League musim ini, baru ada lima tim yang membuang pelatih.

Lima tim tersebut yaitu Chelsea (Thomas Tuchel), Aston Villa (Steven Gerrard), Bournemouth (Scott Parker), Wolverhampton (Bruno Lage), dan Southampton (Nathan Jones).

Jumlah tersebut tidak menghitung Brighton yang merelakan kepergian Graham Potter ke Chelsea.

Baca Juga: Taktik Shin Tae-yong Mulai Terbaca, Pelatih Thailand Beri Perhatian Ekstra kepada Bek Sayap Timnas indonesia

Dengan jumlah lima pemecatan dari 20 klub, Liga Inggris yang merupakan kompetisi teratas dunia tampak sangat bersahabat dibanding Liga 1.

Fenomena pemecatan Liga 1 yang tak masuk akal ini sudah disuarakan mereka yang bertahan di kursi panas klub Indonesia.

"Situasi yang tidak bagus untuk sepak bola," sesal Teco (16/8/2022).

"Baru bermain tiga pertandingan di liga, saya pikir itu terlalu awal, Liga 1 kemarin hanya lima (enam -Red) bertahan sampai akhir kompetisi," urai Teco dari Bali United.

"Saya masih harus memahami banyak tim di sini, apa yang saya lihat adalah gairah suporter sangat luar biasa," ujar Bernardo Tavares dari PSM.

"Yang saya tahu kalau kalah tiga kali, mungkin saya jadi orang berikutnya yang dipecat," tandasnya.

Baca Juga: Bukan Jordi atau Marselino, Mano Polking Anggap Empat Bek Sayap Indonesia Paling Mungkin Hancurkan Thailand


Editor : Najmul Ula
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.