Dalam pernyataan resmi Ambono Janurianto, terdapat pengakuan mengenai skuad yang tak memenuhi standar Liga 1 tersebut.
"Mengarungi putaran kedua, manajemen Persija terus memantau kinerja Thomas Doll dan staffnya," tulis Ambono di laman resmi klub.
"Namun akan tetap mendukung terutama dalam komposisi pemain yang dibutuhkan."
"Untuk itu manajemen sudah mendapatkan kerja sama komersial baru agar hal tersebut dapat terwujud."
Dua kalimat terakhir menjelaskan mengapa Persija tak mampu memenuhi kuota pemain asing, sehingga kalah bersaing dengan tim lain.
Dalam situasi ideal, sebuah klub (apalagi sebesar Persija) seharusnya memiliki finansial memadai untuk membangun fondasi tim.
Fondasi yang dimaksud yaitu memenuhi jumlah pemain asing, agar setara dengan tim pesaing dan membuat kerja pelatih menjadi lebih mudah.
Namun apabila untuk membangun fondasi saja tidak mampu, maka kinerja manajemen dalam mengelola keuangan tim patut dipertanyakan.
Baca Juga: Bojan Hodak Ceritakan Upaya Perbaiki Kerusakan Luis Milla, Dari Tiga Terbawah Jadi Penghuni Top Four
Terlebih, jika untuk mendatangkan "komposisi pemain yang dibutuhkan" saja perlu dijalin "kerja sama komersial" baru, maka hanya ada satu pertanyaan yang muncul.
Editor | : | Najmul Ula |